"Umur berapa kamu ngerokok?"
"Kalo aku gak ngerokok, aku gak bisa mikir."
"Ngerokok baik buat kesehatan kok aku pernah baca."
Pembicaraan mengenai rokok akan terus berlanjut. Sebuah perdebatan kecil dan pemakluman besar akan terus bergulir. Maka seandainya terus berlalu, anak kita hanya akan menunggu waktu, "Selamat ulang tahun, kamu udah saatnya untuk merokok. Dulu ayah emang (sok) melarang, sekarang ayah ada teman deh."
"Perokok akan sadar bahaya rokok ketika dia sakit gara-gara rokok."
"Maka kematian adalah sesuatu yang mampu menyadarkannya."
Dan itulah yang terus dikatakan pula oleh sang anti-rokok, tetapi sudah bosan untuk memperingatkan mereka.
"Merokok kan pilihan saya. Apa urusan Anda melarang saya?"
Tepat. Tepat sekali. Merokok dan tidak merokok adalah pilihan kita. Kita bebas memilih segalanya sesuai alasan masing-masing. Hingga datanglah sebuah kewajiban bahwa sebuah pilihan harus tidak merugikan orang lain. Maka, merokok masihkah tidak mengganggu orang lain?
"Kampus ini bebas dari asap rokok sesuai keputusan rektor."
Udah kuliah. Ya, udah kuliah di kampus ternama. Akan tetapi, masih belum bisa membaca sebuah peringatan dan meramalkan pertanda bahaya dari rokok.
Selamat berjuang dan mencari argumen-argumen pendukung Anda guna melanggengkan rokok Anda. Google mungkin akan bisa banyak membantu. Selamat mencari pemakluman yang lebih besar dari khalayak umum!
0 komentar:
Posting Komentar