Selasa, 31 Juli 2012

Minggu, 29 Juli 2012

Pemimpin Berwibawa, Pentingkah?

Apabila ada sebuah pertanyaan, "Pemimpin Berwibawa, Pentingkah?" pasti aku akan menjawab, "Penting!" Akan tetapi sebuah kewibawaan itu bukanlah hal yang terpenting dalam jiwa seorang pemimpin.

Apa yang terpenting? Dengan mengesampingkan dari sisi agama, maka yang terpenting adalah jiwa merakyat dan penuh dengan ide-ide perubahan. Oke, simpelnya saja seperti ini. Anda punya tetangga yang menjadi anggota DPR-RI. Sejelek-jeleknya DPR-RI itu diolok-olok, Anda tetap menghormati tetangga Anda itu, walaupun instansinya diolok-olok. Mengapa? Karena tetangga Anda itu sudah memiliki wibawa yang kecipratan dari jabatannya. Orang-orang akan tetap segan dengan tetangga Anda tadi. Wah, bentar-bentar, penjelasannya muter-muter ya? Gini aja deh. Anda adalah seorang murid. Ketika ditanyai oleh guru tentang sebuah laporan, pastilah Anda akan menjawab yang baik-baik aja. Karena Anda segan dengan wibawa sang guru. Jelas kah?
Berbeda ketika kita memiliki jiwa merakyat. Membaur di tengah masyarakat. Bercandaan, ngobrol sana-sini, perhatian, dan lain sebagainya. Efeknya, masyarakat pastilah akan melaporkan apa yang baik dan apa yang buruk yang sedang terjadi di masyarakat. Dari situlah sang pemimpin dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menangani problem yang ada.
"Nanti kalo gitu, wibawa kita sebagai pemimpin jatuh dong?" Tidak! Tidak sama sekali. Apabila kita semakin dekat dengan rakyat, maka wibawa kita pasti akan lebih besar. Orang-orang akan lebih menghargai kita sebagai pemimpin yang merakyat. Loyalitas masyarakat pun akan semakin tinggi. Akan tetapi, kembali ke topik awal, kita harus tetap berjiwa merakyat. Jangan salah gunakan wibawa yang sangat besar untuk menjadikan sebuah senjata pengkhianat masyarakat. Inilah yang sangat berbahaya.
Oke, selanjutnya tentang ide-ide perubahan. Simpelnya, ini bisa terlihat dari kampanye sang pemimpin. Apakah pemimpin tersebut kampanye dengan cara yang mainstream mainstream saja? Apakah dengan sesuatu yang tidak biasa? Yap, Anda bisa menilai sendiri.
Bayangkan apabila pemimpin Anda ini seorang yang monoton saja. Rugi deh Anda milih. Kalo kita sebagai pemimpin, ambillah gebrakan perubahan agar angin segar berhembus kencang untuk rakyat kita. Benar kata pepatah, "Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." Pastilah sebuah gebrakan itu akan sakit, capek, dan butuh pengorbanan. Tapi, kita lihat dulu, gebrakan perubahan yang sudah direncanakan matang-matang akan membuat kita gak hanya bersenang-senang, lebih dari level itu. Percaya deh!
Banyak kok orang Indonesia yang memiliki sifat-sifat seperti ini. Mungkin, Anda adalah salah satunya. Sampai bertemu di puncak kesuksesan kita! :)

Salam, Burhanuddin Luthfi.
Share:

Tak Terjawab

Suatu stasiun di negeri antah berantah.
Seorang wanita meunggu kereta yang biasa ia tumpangi.
Dibelakangnya terdapat dua pria.
Salah satu pria datang membawa sang kekasih.
Pria yang lain melangkah kedepan.
Wanita tersebut terlihat sedang menangis.
Keluar suara dari mulut sang wanita.
 Terdengar lirih namun jelas.
“Apakah kita semua akan berpisah?”
Sang pria hanya terpaku.
Sang wanita tetap menangis menanti jawaban.
Menangis dan terpaku.
…….
........
…….
Tetapi
…….
........
…….
Tetap tak terjawab.
Share:

Minggu, 08 Juli 2012

Kayuh Sepeda Gayeng ke Kaliurang

     Kemarin Jumat, yap ketika itu hari masih Subuh. Alhamdulillah dapet ilham dari Allah ketika sholat. Ane kepikiran menaklukkan Kaliurang dengan sepeda. Jaraknya kira-kira 28 Km kalo dari rumahku.

     Sholat, mandi, cuss langsung. Ban udah bagus tekanannya, walaupun udah botak tuh ban. Jok sepeda aku tinggiin biar enak. Rem sepeda udah aus, depan belakang. Gak usah cas cis cus, berangkat gan! ketika itu pukul 05.41. Bersepeda sendiri dan menikmati musik.
Terimakasih Bapak Penjaga Tiket (Sekedar Dugaan Sih) atas Fotonya
     Sebelum sampe UII, kira-kira Jakal Km 12 gitu, lagi enak-enaknya nyepeda, ada mobil ngebut dan ada kucing lucu imut-imut lagi nyebrang. Yah mungkin sudah takdir sang kucing, dia mati terserempet mobil (mobilnya gak berhenti -.-) dan aku saksi mata langsung yang benar-benar di depan mata. Kucingnya ngeluarin darah banyak dari kupingnya. Sakaratul maut di tengah jalan. Karena kau belum sarapan dan syok, aku berhenti dan hanya bisa melihatnya. Maafkan aku wahai kucing. Aku mual banget pas itu.
Puskesmas Pembantu Kaliurang
     Lewat UII aku berhenti di Restoran Burjo :) Nasi sarden, burjo, dan teh hangat. Manetb pokoknya!
  Lanjut perjalanan. Sampe Jakal Km 17 atau setelah RS. Grahasia, aku udah frop. Tanjakannya hell banget! Pas tanjakan, aku menuntun tuh sepeda. Pas datar, aku kayuh lagi. Kegiatan ini aku ulangi sampe Taman Rekreasi Kaliurang. Karena inilah, aku tau lokasi Puskesmas Pembantu Kaliurang haha.
   Karena gak ada kegiatan, tujuan, dan teman ketika itu, maka aku mencari masjid buat istirahat sekaligus sholat dhuha. Alhamdulillah, air dingin Kaliurang bener-bener bikin seger. Cuss deh langsung pulang, keburu Jumatan juga. Sampe rumah pukul 10.55.
    Satu hal yang bisa kudapat adalah benar kata pepatah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Ketika perjalanan berangkat, aku harus menempuh waktu 3 jam dengan segala asam laktat yang ada. ketika pulang hanya membutuhkan waktu 55 menit dan jalannya turun, angin segar, kebut-kebutan sama mobil, seneng banget pokoknya! :)
Sepeda Tercinta dan Patung Udang



Mampirlah ke Masjid Ini Apabila Kamu ke Kaliurang

Share:

'Jangan Lupa Anterin Adekmu!'

Ini cerita tentang sebuah hari Kamis 28 Juni 2012 yang bodoh.
Bermula ketika hari Rabu 27 Juni 2012, sekeluarga pada pergi ke mantenannya saudara. Berhubung kakakku ujian dan aku ada janjian pukul 13.00, maka aku nggak ikut. Tapi, aku gak sadar kalo adekku itu ikut. Berangkat pukul 13.00 ke sekolah dan pulang pukul 00.00 karena ada ketemuan sama Arnest Christo Fadzri Halin Nico. Sampe rumah, liat film baca artikel dulu, baru tidur pukul 02.00.
Esoknya, ketika subuh, aku samar-samar mendengar bapakku berkata, ”Rida Oya kamu yang anter lho.” Karena samar-samar, akhirnya aku tidur lagi habis sholat. Pas bangun, kakakku bilang, ”Lho? Kok belum nganter Rida Oya? Udah jam 7.00 lho. Cepetan sana!” Aku kaget. Mandi, siapin baju ganti buat makrab, langsung cuss ke rumah utara. Sampe sana adekku tak cari ke kamarnya. Kosong. Aku cari keliling perumahan, gak ada. Aku liat ke rumah tetangga, juga gak ada. Aku panik. Aku bingung. Setelah itu, barulah bapakku berkata, ”Kamu ngapain? Nyari adekmu? Coba ditelpon. Bapak tau nomer telponnya” Aku udah mulai curiga. Tapi bodohnya aku ambil gagang telpon dan mengikuti instruksi. Ketika bapakku mengatakan, ”0293” aku langsung paham bahwa itu kode telpon Temanggung yang berarti adekku di Temanggung. Hell. Aku ternyata dikerjain sekeluarga. Yap, pagi yang indah men! Jarang ane dikerjain gini. Hahaha.
Share: