#TantanganTigaPuluh #01
#Jumat, 1 Januari 2016
#TantanganTigaPuluh Ini adalah
sebuah tantangan gue pribadi buat gue sendiri ditahun 2016.
#TantanganTigaPuluh Itu menantang
gue sendiri buat mengkaryakan diri gue dengan kembali menulis di blog yang
telah berjaring laba-laba ini.
#TantanganTigaPuluh Terinspirasi
dari Diary Of Erix Soekamti yang bisa lo liat di YouTube, dimana dia setiap
harinya membuat video tentang catatan apa yang dikerjakan. So, kalo Erix yang
jadwalnya jauh lebih padat daripada gue, kenapa gue gak bisa?
#TantanganTigaPuluh Juga karena
ibu gue menyuruh untuk anaknya bisa menulis dan selalu menulis hehehe love you mom!
#TantanganTigaPuluh Berarti gue
mesti menulis artikel setiap harinya selama 30 hari. Bisa catatan kegiatan,
resensi buku film, apapun yang penting bisa gue tulis.
#TantanganTigaPuluh Well, selamat
menikmati tantangan gue!
|----|
Penggunaan kata di blog ini bisa
berganti-ganti, kadang lo-gue, aku-kamu, Indonesia-Jawa, yaa tergantung moodku
sendiri.
|----|
Yep! Salah satu check list yang
pernah gue bikin akhirnya tercapai juga hari ini. Pergi ke Banten! Yaah
secethek itu mimpi gue, tapi yaa gak masalah. Oiya, Banten tuh maksudnya
Serang, bukan Tangerang atau Tangerang Selatan.
Kembali ke 31 Desember 2015, ketika
itu cuma ada tiga lelaki kesepian di daerah UI. Galih, Ucup, dan gue. Yang lain
merayakan tahun baru, kami bertiga bingung mau kemana dan ngapain pada malam
tahun baru. Mau ke Taman Anggrek, udah jam 7 malem. Mau ke Kokas, ah males
juga. Akhirnya menentukan ke Jakarta Kota. Tapi, ya males lagi.
Akhirnya gue mengusulkan kalo
malam itu udah gak usah pergi, tapi esoknya langsung cao ke Banten. Taraaaaa,
pucuk dicita ulam pun tiba. Mereka setuju.
Kita berencana tidur diawal waktu
bair besoknya fit dan semua hanya wacana. Kami tidur jam 2 pagi hahaha.
Paginya kita berencana berangkat
jam 5 dan realitanya pantat baru mendarat di motor pukul 7 pagi. Yaaa lelaki.
Kesepian. Maklumlah.
Karena menurut saran dari agan di
Kaskus, lewat Sawangan bisa menjadi solusi yang mudah biar lebih cepet. Kami
lewat sana dan alhamdulillah perjalanan lancar di Sawangan. Kami sempat
tersasar di pertigaan Pengasinan. Yaa cukup jauh tersasarnya, tak apalah bukan
gue juga yang nyupir. Pelajaran terbesar gue adalah, jalanan modern di Depok
hanyalah Margonda. Selain Margonda, jalanannya jalan kampung semua. Kampung
maksudanya kecil, bahaya buat pejalan, tapi ramai pada ngebut-ngebut.
Setiba kami di Serpong, senyum
membuncah luas di bibir kami. Dan jalan beberapa saat, senyum mulai pudar karena
ternyata perjalanan masih jauh banget. Masih 50an kilometer. Pantat udah panas
banget. Salah satu Alfamart di Kabupaten Tangerang kita singgahi, istirahat.
Sesampainya di Serang, kami
seneng banget. Karena setelah perjalanan-yang-ternyata-jauh akhirnya sampai
juga. Kami harus menempuh sekitar 16km untuk menuju ke daerah Banten lama.
Keraton sama Masjid Agung Kerajaan Banten dulu.
Panas! Panas banget disana! Deket
pantai mungkin sih yaaa.
Berhubung hari Jumat, kami
langsung ke masjid buat sholat Jumat. Ini mungkin masjid agung terkecil yang
pernah gue datengin. Entah mengapa untuk seukuran masjid Agung, kok masih
terlalu kecil ukurannya. Panas, ramai, sempit-sempitan, kombinasi yang pas
untuk berkeringat banyak.
Ramai. Masjidnya ramai karena
imbas dari keramaian para peziarah makam di samping masjid. Peziarahnya
subhanallah banyak banget. Yaa jadinya masjid hanya untuk tempat istirahat dan
kotor deh serambinya.
Sedikit kekurangan disana adalah
di depan pintu masuk ada penjaga yang ‘menyarankan’ untuk memberikan infak atau
sedekah, tapi dengan aura menjual tiket masuk. Rasanya sedikit tidak nyaman
bagi pengunjung yang murni akan ke masjid, bukan berziarah. Aura
kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang mudah mendatangkan berkah ala
manusia terdahulu masih kental disini. Mirisnya lagi, hal tersebut berada dalam
satu kompleks dengan masjid.
Berdekatan dengan tempat wudhu,
ada air zam-zam dari Banten. Air tersebut katanya gak surut sejak kerajaan
Banten sejak dari sultan pertama, berdasarkan penuturan penjaga airnya. Gak
sedikit pengunjung sengaja ambil di botol, plastik, dan derijen. Ada yang
mandiin anaknya juga disitu, telanjang si anak. Kata sang penjaga, airnya gak
boleh dimasak, soalnya apa yaa gue lupa. Intinya gak boleh.
Ada penjaja barang juga yang cara
memasarkan produknya sedikit banyak tidak menyenangkan pengunjung. Ada juga
ibu-ibu penukaran uang receh kepingan 500 sejumlah 8 keping dihargai 5000. Kita
mau ngasih tau kalo riba, tapi gimana gitu gak enak.
Kesimpulannya, Islam itu selalu
benar. Muslimnya yang salah dalam menerapkan ajaran-ajaran Islam. Bisa jadi
saya yang salah atau muslim lainnya yang salah atau malah kita semua sebenarnya
benar, tapi cuma berbeda melakukannya.
Akhirnya kami mengelilingi
masjid, museum, dan kraton Surosowan. Berhenti sejenak, rehat dan kembali ke
Serang Kota. Yaaah, kemanapun lo pergi, mending makan ke tempat yang harganya
udah fix. Contohnya McDonald.
Takutnya kena tipu-tipu. Kami istirahat sejenak disana, Galih sama Ucup sempat
tidur juga.
Balik ke Depok dan sampai sini
sekitar jam 00.30 pagi. Yes!
|----|
Lalu gue teringat dengan rekaman
ceramah dari Radio Rodja file downloadnya Ustadz Badrusalam - 20151202 - Shahih
Bukhari - Kitabul Iman- Bab Apabila Islam tidak di Atas Hakikatnya- Hadits 27
dengan format mp3. Gue lupa judul artikelnya apa dan linknya apa. Disitu ada
pertanyaan dan pembicaranya menjawab tentang kuburan, berlebih-lebihan dalam
mencintai orang sholeh, dan siapakah al-Latta. Coba deh dengarkan.
|----|
0 komentar:
Posting Komentar