Minggu, 03 Januari 2016

Sebuah Loncatan Awal

#TantanganTigaPuluh #01
#Jumat, 1 Januari 2016


#TantanganTigaPuluh Ini adalah sebuah tantangan gue pribadi buat gue sendiri ditahun 2016.

#TantanganTigaPuluh Itu menantang gue sendiri buat mengkaryakan diri gue dengan kembali menulis di blog yang telah berjaring laba-laba ini.

#TantanganTigaPuluh Terinspirasi dari Diary Of Erix Soekamti yang bisa lo liat di YouTube, dimana dia setiap harinya membuat video tentang catatan apa yang dikerjakan. So, kalo Erix yang jadwalnya jauh lebih padat daripada gue, kenapa gue gak bisa?

#TantanganTigaPuluh Juga karena ibu gue menyuruh untuk anaknya bisa menulis dan selalu menulis hehehe love you mom!

#TantanganTigaPuluh Berarti gue mesti menulis artikel setiap harinya selama 30 hari. Bisa catatan kegiatan, resensi buku film, apapun yang penting bisa gue tulis.

#TantanganTigaPuluh Well, selamat menikmati tantangan gue!

|----|

Penggunaan kata di blog ini bisa berganti-ganti, kadang lo-gue, aku-kamu, Indonesia-Jawa, yaa tergantung moodku sendiri.

|----|

Yep! Salah satu check list yang pernah gue bikin akhirnya tercapai juga hari ini. Pergi ke Banten! Yaah secethek itu mimpi gue, tapi yaa gak masalah. Oiya, Banten tuh maksudnya Serang, bukan Tangerang atau Tangerang Selatan.

Kembali ke 31 Desember 2015, ketika itu cuma ada tiga lelaki kesepian di daerah UI. Galih, Ucup, dan gue. Yang lain merayakan tahun baru, kami bertiga bingung mau kemana dan ngapain pada malam tahun baru. Mau ke Taman Anggrek, udah jam 7 malem. Mau ke Kokas, ah males juga. Akhirnya menentukan ke Jakarta Kota. Tapi, ya males lagi.

Akhirnya gue mengusulkan kalo malam itu udah gak usah pergi, tapi esoknya langsung cao ke Banten. Taraaaaa, pucuk dicita ulam pun tiba. Mereka setuju.

Kita berencana tidur diawal waktu bair besoknya fit dan semua hanya wacana. Kami tidur jam 2 pagi hahaha.

Paginya kita berencana berangkat jam 5 dan realitanya pantat baru mendarat di motor pukul 7 pagi. Yaaa lelaki. Kesepian. Maklumlah.

Karena menurut saran dari agan di Kaskus, lewat Sawangan bisa menjadi solusi yang mudah biar lebih cepet. Kami lewat sana dan alhamdulillah perjalanan lancar di Sawangan. Kami sempat tersasar di pertigaan Pengasinan. Yaa cukup jauh tersasarnya, tak apalah bukan gue juga yang nyupir. Pelajaran terbesar gue adalah, jalanan modern di Depok hanyalah Margonda. Selain Margonda, jalanannya jalan kampung semua. Kampung maksudanya kecil, bahaya buat pejalan, tapi ramai pada ngebut-ngebut.

Setiba kami di Serpong, senyum membuncah luas di bibir kami. Dan jalan beberapa saat, senyum mulai pudar karena ternyata perjalanan masih jauh banget. Masih 50an kilometer. Pantat udah panas banget. Salah satu Alfamart di Kabupaten Tangerang kita singgahi, istirahat.

Sesampainya di Serang, kami seneng banget. Karena setelah perjalanan-yang-ternyata-jauh akhirnya sampai juga. Kami harus menempuh sekitar 16km untuk menuju ke daerah Banten lama. Keraton sama Masjid Agung Kerajaan Banten dulu.

Panas! Panas banget disana! Deket pantai mungkin sih yaaa.

Berhubung hari Jumat, kami langsung ke masjid buat sholat Jumat. Ini mungkin masjid agung terkecil yang pernah gue datengin. Entah mengapa untuk seukuran masjid Agung, kok masih terlalu kecil ukurannya. Panas, ramai, sempit-sempitan, kombinasi yang pas untuk berkeringat banyak.

Ramai. Masjidnya ramai karena imbas dari keramaian para peziarah makam di samping masjid. Peziarahnya subhanallah banyak banget. Yaa jadinya masjid hanya untuk tempat istirahat dan kotor deh serambinya.

Sedikit kekurangan disana adalah di depan pintu masuk ada penjaga yang ‘menyarankan’ untuk memberikan infak atau sedekah, tapi dengan aura menjual tiket masuk. Rasanya sedikit tidak nyaman bagi pengunjung yang murni akan ke masjid, bukan berziarah. Aura kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang mudah mendatangkan berkah ala manusia terdahulu masih kental disini. Mirisnya lagi, hal tersebut berada dalam satu kompleks dengan masjid.

Berdekatan dengan tempat wudhu, ada air zam-zam dari Banten. Air tersebut katanya gak surut sejak kerajaan Banten sejak dari sultan pertama, berdasarkan penuturan penjaga airnya. Gak sedikit pengunjung sengaja ambil di botol, plastik, dan derijen. Ada yang mandiin anaknya juga disitu, telanjang si anak. Kata sang penjaga, airnya gak boleh dimasak, soalnya apa yaa gue lupa. Intinya gak boleh.

Ada penjaja barang juga yang cara memasarkan produknya sedikit banyak tidak menyenangkan pengunjung. Ada juga ibu-ibu penukaran uang receh kepingan 500 sejumlah 8 keping dihargai 5000. Kita mau ngasih tau kalo riba, tapi gimana gitu gak enak.
Kesimpulannya, Islam itu selalu benar. Muslimnya yang salah dalam menerapkan ajaran-ajaran Islam. Bisa jadi saya yang salah atau muslim lainnya yang salah atau malah kita semua sebenarnya benar, tapi cuma berbeda melakukannya.

Akhirnya kami mengelilingi masjid, museum, dan kraton Surosowan. Berhenti sejenak, rehat dan kembali ke Serang Kota. Yaaah, kemanapun lo pergi, mending makan ke tempat yang harganya udah fix. Contohnya McDonald. Takutnya kena tipu-tipu. Kami istirahat sejenak disana, Galih sama Ucup sempat tidur juga.

Balik ke Depok dan sampai sini sekitar jam 00.30 pagi. Yes!



|----|

Lalu gue teringat dengan rekaman ceramah dari Radio Rodja file downloadnya Ustadz Badrusalam - 20151202 - Shahih Bukhari - Kitabul Iman- Bab Apabila Islam tidak di Atas Hakikatnya- Hadits 27 dengan format mp3. Gue lupa judul artikelnya apa dan linknya apa. Disitu ada pertanyaan dan pembicaranya menjawab tentang kuburan, berlebih-lebihan dalam mencintai orang sholeh, dan siapakah al-Latta. Coba deh dengarkan.

|----|
Share:

0 komentar:

Posting Komentar