Sabtu, 03 Desember 2016

Aksi 212, Gusti Maafkanlah Hamba-Mu

Sekitar akhir November, aku berdiskusi dengan Ibu, Diskusi mengenai aksi 411. Posisiku saat itu berada di pihak yang masa bodoh. Argumenku, aksi 411 kental sarat politis. Sedangkan Ibu, pada posisi, inilah dimana kita akan diuji keimanannya.

Oiya, sebelumnya kami membahas mengenai aksi rush money.

Hingga pada hari Kamis, 1 Desember 2016. Aku berpikir, kemana ku harus berpihak kali ini?

Ditengah kebimbangan itu, ku menemukan tweet milik Gus Mus mengenai hasil pemikiran beliau mengenai sholat berjamaah di jalanan -- yang merupakan salah satu bagian dari aksi 212. Beliau berpendapat bahwa hal tersebut adalah bid'ah.

"San, lo besok ikutan?" tanyaku ke guru ngajiku, yang kebetulan seangkatan, jawabnya dengan ringan dan tulus, "Insyaallah." Jawaban tulus ini membuatku ragu.

Menjelang maghrib, ku panjatkan doa, kemanakah ku harus berpihak?

Ba'da maghrib, ku tamatkan surat Al-Kahfi dan kupanjatkan doa lagi untuk aksi 212 dan hasil keputusan pribadiku ini. Ku mantab untuk berpihak pada aksi 212, tetapi hanya mampu mendoakan saja.

Esoknya, hujan turun deras hingga siang hari. Media nasional mengabarkan betapa damainya aksi 212. Malam dan hari setelahnya, tidak ada berita kericuhan atas aksi 212 ini. Subhanallah.

Kuyakin atas pilihanku ini karena umat berhak memilih ketika alim ulama telah mengeluarkan hasil ijtihadnya. Tetapi, Gusti, maafkanlah hamba-Mu ini. Ku tau pilihanku ini adalah selemah-lemahnya iman, ku hanya mampu mendoakan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar